Dunia mempersiapkan seseorang untuk menjadi manusia dewasa yang beradab dan bermartabat. Ngudi ngelmu menjadi hal yang mutlak dilaksanakan oleh mereka yang mau menjadi manusia berguna.
Ada delapan petunjuk untuk menjadi manusia berguna:
Nastiti artinya sikap untuk memberi perhatian dengan sungguh-sungguh, penuh kehati-hatian. Sebagai seorang siswa sekolah harus menimba ilmu dengan penuh konsentrasi dalam menerima pengetahuan dan ajaran dari seorang guru.
Nastapa artinya sikap yang dijalani oleh seseorang yang melakukan laku bertapa. Orang bertapa digambarkan orang yang sedang melakukan maladi hening nutupi babahan hawa sanga. Orang yang sedang mencari ilmu harus tahan menderita dengan keterbatasan fasilitas yang ada.
Kulina artinya membuat kebiasaan yang baik yang dituntunkan oleh guru diterapkan dalam kehidupan nyata. Misalnya bangun tidur pagi-pagi terus belajar sehingga tidak menyia-nyiakan waktu. Mendalami sebuah pengetahuan secara mendalam dan komprehensif.
Santosa artinya orang yang mencari ilmu harus kuat niat, kuat tekad dan kuat ragat. Kuat niat dan kuat tekad harus didahulukan sedangkan kuat ragat mengikuti.
Diwasa artinya menunjukkan kematangan fisik dan psikis.
Pencapaian tingkat kedewasaan lebih banyak ditentukan oleh kesungguhan mengubah diri (pangudi) dan belajar dari lingkungan.
Engetan artinya mudah mengingat, menjadi syarat mutlak untuk bisa menguasai ilmu. Untuk itu kita perlu senantiasa mengasah pikiran dengan membaca, berdiskusi, ngulir budi, merenung, menulis dan publikasi.
Santika artinya niat untuk mencari kedamaian dan menanamkan sikap perdamaian di dalam hati.
Lana artinya abadi. Abadi disini menggambarkan niat dan semangat untuk terus-menerus mencari ilmu sepanjang waktu.
Demikian perenungan saya untuk buah hatiku Anastasia Larasati Hapsoro dan Bonaventura Caesario Hapsoro.
(dr. Ignatius Hapsoro W, M.Si. Penulis adalah ayah dari kedua anak itu yang saat ini menjadi mahasiswa PROGRAM DOKTOR ILMU KEDOKTERAN UNDIP 2008)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar