Jumat, November 28, 2008

AGAR WAJAH GEREJA ANAK DAN REMAJA LEBIH HIDUP

Dunia anak dan remaja penuh dinamika hidup yang mempesona. Pertumbuhan menampilkan episode kehidupan yang berubah sangat cepat dari waktu ke waktu. Sering kali kita dikejutkan melihat cepatnya pertumbuhan seorang anak. “Wah sekarang sudah besar…, dulu saya mengenalmu masih kecil dan lucu…”. Demikian ungkapan yang sering terlontar saat melihat seorang anak yang pernah dikenal ’tiba-tiba’ sudah menjadi remaja, atau bahkan sudah menjadi pemuda-pemudi yang menjelang dewasa.

Kesempatan tidak datang untuk kedua kalinya
Kata-kata sub-judul tersebut di atas adalah kata-kata bijak yang perlu ditangkap oleh semua orang, baik para anak dan remaja, maupun para pembina, dan bahkan oleh kita semua: seluruh Gereja! Kita hidup di dunia hanya satu kali saja. Demikian juga, kita menjadi anak dan remaja juga hanya satu kali. Masa anak dan remaja adalah masa pembentukan kepribadian yang amat penting. Baik buruknya kepribadian seseorang dipengaruhi antara lain oleh pengalaman masa anak dan remajanya. Bila anak dan remaja tidak mendapatkan kasih selama perkembangannya kesempatan emas pun lewat dan tak tergantikan. Bila anak dan remaja kurang dilibatkan dalam kegiatan lingkungan dan paroki, maka sikap dan kepribadian mereka pun bisa terbentuk menjadi seperti itu (enggan terlibat) terhadap Gereja (semoga tidak).

Bagaimana memberi kesempatan?
Dalam kegiatan di lingkungan/wilayah/paroki, terlihat dengan jelas bagaimana anak dan remaja dilibatkan. Suatu saat, penulis datang melayani pemutaran film rohani di suatu lingkungan di daerah pedesaan. Banyak anak dan remaja diajak serta oleh orang tua mereka. Di daerah perkotaan, pelayanan yang sama hanya dihadiri oleh para orang tua, sedang anak dan remaja tidak terlihat. Memang, ada lingkungan yang merupakan Gereja muda, banyak anak dan remaja-nya, dan ada lingkungan yang kebanyakan umatnya adalah kaum dewasa dan lansia. Namun, ada kecenderungan di paroki kota memang kurang melibatkan anak dan remaja dalam kegiatan lingkungan. Para orang tua kurang mengajak anak dalam kegiatan di lingkungan, atau anak terlalu banyak tugas/kursus. Bila jumlah anak dan remaja di lingkungan hanya sedikit, anak dan remaja dapat diikut sertakan dalam kegiatan anak-remaja di paroki. Karena itulah, di paroki perlu ada kegiatan untuk anak dan remaja!

Kegiatan untuk anak dan remaja tidak terbatas pada Putera Altar, PIA dan PIR (Pembinaan Iman Anak dan Pembinaan Iman Remaja). Di Paroki Katedral sedang dirintis pembentukan paduan suara anak dan remaja (Sukses!). Selain itu ada juga perkumpulan anak dan remaja pendoa, seperti Legio Maria Yunior, yang sudah terbentuk (kembali) di Paroki Katedral (Selamat! Bdk. BERKAT Edisi 34/Juni-Juli 2008 hal.23). Di bidang pendidikan pun Legio Maria memberi Bimbingan Belajar (seperti yang diadakan Pelayanan Sosial GARAM), yang pasti dapat diperluas pelayanannya dengan acara permainan dan pelatihan seperti dalam Pramuka.

PIA, PIR dan Kaum Muda Paroki Katedral telah cukup sering menunjukkan kebolehannya dalam mengadakan sendratari dan visualisasi Kitab Suci di dalam Perayaan Ekaristi (Selamat!). Dalam Perayaan Ekaristi 80 tahun Paroki Katedral, akan diadakan juga visualisasi sejarah paroki (Sukses!). Visualisasi Kitab Suci merupakan kegiatan yang menarik bagi anak dan remaja. Orang tua akan terlibat juga untuk mengurusi perlengkapan dan kostum yang akan digunakan. PIA dan PIR di tingkat lingkungan/wilayah pasti mampu mengadakan visualisasi KS untuk acara-acara Natalan atau Paskahan di lingkungan/wilayah.

Aneka Permainan dan Lomba
Permainan dan lomba adalah acara yang selalu menarik bagi anak dan remaja. Anak dan remaja yang sedang tumbuh ingin berprestasi dan ingin agar prestasi mereka dihargai. Dalam Pramuka, selain ada ajang lomba yang formal, banyak permainan dalam acara latihan yang bersifat lomba. Permainan dan lomba dapat juga ditawarkan kepada anak dan remaja di lingkungan/wilayah/paroki. Lomba ketertiban Putera Altar, misalnya. Lomba Kitab Suci, seperti Cerdas Tangkas, Baca Mazmur, Mewarna, Menggambar, dll., cukup mudah diadakan. Dalam acara Pameran Kitab Suci di Sukasari tahun 2007 yl., diadakan lomba busana ibadat dan lomba menyanyi. Itu beberapa contoh lomba yang dapat/pernah dilaksanakan.

Festival Lagu Anak ”Ayo Puji Tuhan” antar paroki (bdk. BERKAT Edisi 34/Juni-Juli 2008 hal.14-15) termasuk kegiatan lomba yang sangat baik dan menarik. Untuk menghidupkan kegiatan anak dan remaja di paroki, kegiatan semacam ini dapat diselenggarakan di tingkat paroki juga (antar lingkungan/wilayah). Bagaimana dengan lomba organis anak dan remaja?

Dalam abad teknologi informasi ini, aneka lomba menggunakan aplikasi komputer juga sangat menarik dan sangat mungkin untuk diadakan. Mengapa tidak? Misalnya lomba menggambar dengan komputer atau mengisi website paroki – khususnya rubrik anak dan remaja? (Yang berminat supaya bersuara lewat SMS UMAT: 081326053000).

Peningkatan Kualitas Kehidupan Paroki
Lomba adalah sarana untuk meningkatkan kualitas penampilan. Dengan diadakannya lomba, prestasi anak dan remaja pasti meningkat. Mereka berusaha untuk menang, mereka belajar, mempersiapkan diri sebaik-baiknya. Alhasil, pasti kemampuan mereka akan meningkat pula. Kalau para pemenang diberi kesempatan dan diarahkan untuk menyajikan kemampuan mereka, tentu hasilnya bermanfaat untuk meningkatkan aneka kehidupan paroki. Dampaknya, umat dan seluruh Gereja akan ikut menikmati hasilnya. Mari kita buka kesempatan bagi anak dan remaja kita. Mari kita buka kesempatan bagi paroki kita. Kesempatannya tidak pernah sama!
(ams. darmawan)

Tidak ada komentar: