Jumat, Desember 19, 2008

SANTO THOMAS AQUINO Imam dan Pujangga Gereja

Thomas lahir di Aquino, dekat Monte Cassino, Italia pada tahun 1225. Keluarganya adalah sebuah keluarga bangsawan yang kaya raya. Ayahnya, Pangeran Landulph, berasal dari Aquino, sedang ibunya, Theodora, adalah putri bangsawan dari Teano.

Ketika berusia 5 tahun, Thomas dikirim belajar pada para rahib Benediktin di biara Monte Cassino. Disana Thomas memperlihatkan suatu kepandaian yang luar biasa. Ia rajin belajar dan tekun berefleksi serta tertarik pada segala sesuatu tentang Tuhan. Ketika berusia 14 tahun, Abbas Monte Cassino, yang kagum akan kecerdasan Thomas, mengirim dia belajar di Universitas Napoli.

Di universitas itu, Thomas berkembang pesat dalam pelajaran filsafat, logika, tatabahasa, retorik, musik dan matematika. Ia bahkan jauh lebih pintar dari guru-gurunya pada masa itu. Di Napoli, untuk pertama kalinya dia bertemu dengan karya-karya Aristoteles yang sangat mempengaruhi pandangan-pandangannya di kemudian hari.

Thomas yang tetap menjauhi semangat duniawi dan korupsi yang merajalela di Napoli, segera memutuskan untuk menjalani kehidupan membiara. Ia tertarik pada corak hidup dan karya pelayanan para biarawan Ordo Dominikan yang tinggal di sebuah biara dekat kampus universitas tempat dia belajar. VERITAS (Kebenaran) yang menjadi motto para biarawan Dominikan sangat menarik hati Thomas.

Keluarganya berusaha menghalang-halangi dia agar tidak menjadi seorang biarawan Dominikan. Mereka lebih suka kalau Thumas menjadi seoarang biarawan Benediktin di biara Monte Cassino. Untuk itu berkat pengaruh keluarganya, dia diberi kedudukan sebagai Abbas di Monte Cassino. Tetapi Thomas dengan gigih menolak hal itu. Agar bisa terhindar dari campurtangan keluarganya, ia pergi ke Paris untuk melanjutkan studi. Tetapi di tengah jalan, ia ditangkap oleh kedua kakaknya dan dipenjarakan di Rocca Secca selama dua tahun. Selama berada di penjara itu, keluarganya memakai berbagai cara untuk melemahkan ketetapan hatinya. Meskipun demikian Thomas tetap teguh pada pendirian dan panggilannya.

Di dalam penjara itu, Thomas menceritakan rahasianya kepada seorang sahabatnya, bahwa dia telah mendapat rahmat istimewa. Ia telah berdoa memohon kemurnian budi dan raga pada Tuhan. Dan Tuhan mengabulkan permohonannya dengan mengutus dua orang malaekat untuk meneguhkan dia dan membantunya agar tidak mengalami cobaan-cobaan yang kotor dan berat.

Selama di dalam penjara, Thomas diizinkan membaca buku-buku rohani dan terus mengenakan jubah Ordo Dominikan. Ia menggunakan waktunya untuk mempelajari Kitab Suci, Metafisika Aristoteles dan buku-buku dari Petrus Lombardia. Ia sendiri membimbing saudarinya dalam merenungkan Kitab Suci hingga akhirnya tertarik juga menjadi seorang biarawati. Akhirnya keluarganya menerima kenyataan bahwa Thomas tidak bisa dipengaruhi. Mereka membebaskan Thomas dan membiarkan dia meneruskan panggilannya sebagai seorang biarawan Dominikan.

Untuk sementara Thomas belajar di Paris. Ia kemudian melanjutkan studinya di Cologna, Jerman di bawah bimbingan Santo Albertus Magnus, seorang imam Dominikan yang terkenal pada masa itu.

Di Cologna, Thomas ditahbiskan menjadi imam pada tahun 1250. Pada tahun 1252 dia diangkat menjadi seorang professor di Universitas Paris dan tinggal di biara Dominikan Santo Yakobus. Ia mengajar Kitab Suci dan lain-lainnya dibawah bimbingan seorang professor kawakan. Tak seberapa lama Thomas terkenal sebagai seorang Pujangga yang tak ada bandingannya pada masa itu. Ia jauh melebihi Albertus Magnus pembimbingnya di Cologna dalam pemikiran dan kebijaksanaan.

Tulisan-tulisannya menjadi harta Gereja tak ternilai hingga saat ini. Taraf kemurnian hatinya tidak kalah dengan ketajaman akal budinya yang mengagumkan; kerendahan hatinya tak kalah dengan kecerdasan budi dan kebijaksanaannya. Oleh karena itu, Thomas diberi gelar “Doctor Angelicus”, yang berarti “Pujangga Malaekat”.
Pada tahun 1264 ia ditugaskan oleh Sri Paus Urbanus IV (1261-1264) untuk menyusun teks liturgi Misa dan Ofisi pada pesta Sakramen Mahakudus. Lagu-lagu hymne (pujian) antara lain “Sacris Solemnis” dan “Lauda Sion” menunjukkan keahliannya dalam Sastra Latin dan Ilmu Ketuhanan.

Dalam suatu penampakan, Yesus Tersalib mengatakan kepadanya, “Thomas, engkau telah menulis sangat baik tentang DiriKu. Balasan apakah yang kau inginkan daripadaKU?” Thomas menjawab: “Tidak lain hanyalah DiriMu!”

Dalam perjalanannya untuk menghadiri konsili di Lyon, Prancis, Thomas meninggal dunia di Fossa Nuova pada tahun 1274.

Tidak ada komentar: